= Masyarakat Desa Cilamaya Kembali Dibikin Was-Was, Sekjend DPP LSM F12 Kecam PLTGU - Nuansa Metro

Masyarakat Desa Cilamaya Kembali Dibikin Was-Was, Sekjend DPP LSM F12 Kecam PLTGU



Foto : PLTGU Cilamaya kabupaten Karawang Jawa Barat

Nuansa Metro - Cilamaya 
PLTGU Cilamaya kabupaten Karawang Jawa Barat kembali mengeluarkan suara gemuruh, hingg membuat warga masyarakat Cilamaya kembali was-was dan ketakutan bila terjadi hal-hal tidak diharapkan. 

Suara bergemuruh yang diduga berasal dari PLTGU Cilamaya itu terjadi sekitar pukul 21.00, Minggu (3/19) malam.

Mendengar kejadian tersebut Sekjend DPP LSM F12, Akew angkat bicara, ia mengungkapkan, bahwa tanah kelahirannya diduga telah dirusak oleh keresahan dan ketakutan yang diduga diakibatkan oleh suara gemuruh dari PLTGU Cilamaya.

“Ini tanah kelahiran saya di rusak oleh anda !!!” ucapnya.

Akew juga mengecam keras kepada pihak PT Jawa Satu Power.

“Mereka enak-enak molor, kita disini gelisah, saat enak tidur sampai terbangun dan lari keluar rumah,” tegas Akew kepada awak media.

Menurut Akew, kejadian ini bukan hanya sekali atau dua kali saja, dirinya sangat geram atas terjadinya suara bising yang tiba-tiba muncul sangat keras seperti suara helikopter yang bergemuruh kencang, hingga tembok rumah dan kaca bergetar. 

"Masyarakat Cilamaya sangat cemas sampai terbangun dari tidur, berlari keluar rumah karena tembok dan kacanya bergetar,"  tegas Akew.

Kata Akew, suara gemuruh yang sangat bising tersebut, terdengar mulai dari pukul 20:57 WIB sampai dengan pukul 21:15 WIB.

Warga sekitar PLTGU yang berada di Desa Cilamaya, khususnya Dusun Sarimulya, Desa Cilamaya, sangat mengeluhkan kebisingan suara cerobong PLTGU Cilamaya yang seperti suara kapal terbang mau mendarat.

"Berisik banget suara bisingnya, suara bisingnya sudah diluar batas kewajaran. Sampe tembok dan kaca bergetar, selain itu juga tidak pernah ada sosialisasi terlebih dahulu serta pemberitahuan kepada warga sekitar. Apa lagi yang sangat dikhawatirkan warga yang lagi sakit, dan orang tua yang mempunyai bayi atau lansia, jelas mereka sangat panik,” keluhnya.

“Saya bingung dengan kinerja mereka, apa mereka makan gaji buta, menikmati gaji setiap bulannya tanpa memikirkan resiko masyarakat disini yang terdampak. Jelas, karena mereka bukan pribumi, jauh-jauh datang kesini mencari keuntungan disini tanpa memikirkan resiko kita yang tinggal disini. Mereka itu kurang ajar!” tandasnya.

“Sampai detik ini, tidak pernah ada sosialisasi sama sekali. Bukannya setiap perusahaan ada humas, mungkin di Jawa Satu Power tidak Ada humas,” pungkasnya.



• Fan