= Kasus Penganiyaan Dua Wartawan, Sudah 5 Hari Polisi Belum Ungkap Siapa Tersangkanya - Nuansa Metro

Kasus Penganiyaan Dua Wartawan, Sudah 5 Hari Polisi Belum Ungkap Siapa Tersangkanya



Foto : Junot saat diwawancarai awak media.

www.nuansametro.co.id - Karawang 
Para pelaku penculikan dan penganiayaan terhadap Gusti Sevta Gumilar (29) alias Junot yang berprofesi sebagai wartawan dan Zaenal Mustofa pegiat media sosial masih berkeliaran. 

Sejak laporan disampaikan korban dan identitas pelaku sudah diketahui, namun polisi masih belum berani menetapkannya sebagai tersangka. Mirisnya, hingga selesai gelar perkara di Polres Karawang dan Polda Jawa Barat, korban masih mendapat teror dan diculik hingga diiming-imingi uang Rp. 100 Juta untuk berdamai!

"Sudah diagendakan untuk pemeriksaan, mohon bersabar, selesai pemeriksaan akan disampaikan hasilnya," kata Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono SH, S.I.K, MH seperti dilansir dari MITRANEWS.NET lewat pesan WhatsApp, Jumat (23/9/2022) malam.

Kapolres meminta wartawan untuk bersabar dan memberi kesempatan pihak kepolisian dalam mengungkap kasus penganiayaan yang dilaporkan korban Gusti Sevta Gumilar.

"Beri kesempatan kami bekerja mengusut tuntas, terimakasih," harapnya.

Hal senada disampaikan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar Komisaris Besar Polisi Ibrahim Tompo saat dihubungi di hari yang sama, Jumat (23/9/2022). Saat ini, para saksi dan pihak yang terlibat dalam kasus penganiayaan terhadap 2 jurnalis di Karawang sedang dalam pemeriksaan.

"Kita proses semua yang ditemukan keterlibatannya, sekarang masih didalami,"  katanya.

Sebelumnya sempat beredar kabar di kalangan pers bahwa telah terjadi perdamaian antara korban Junot dengan oknum ASN berinisial AA.

"Tidak benar. Kami tidak akan berdamai dengan AA maupun pihak lain,"  tegas Junot sebagaimana tayangan video yang viral di media sosial. Jika dirinya berdamai, sama halnya dengan menghina profesi jurnalis dan jutaan rakyat Karawang.

"Sudah mah babak belum, dicekoki minum air kencingnya (AA_red), lalu saya mempermalukan diri saya sendiri, sudah cukup sakit tubuh saya dianiaya, jangan sampai sakit yang lainnya," tegas Junot.

Dia menceritakan awal beredarnya kabar perdamaian tersebut setelah dipaksa para pelaku menandatangani surat perdamaian di sebuat hotel di Karawang.

"Para pelaku memaksa saya menandatangani surat perdamaian dan menawarkan uang 100 juta,"  kata Junot.

Surat tersebut memang ditandatanganinya, namun karena dipaksa dan dalam keadaan tertekan.

"Saya terpaksa tandatangani karena ditekan, tapi saat ada kesempatan, saya langsung kabur dan uangnya saya tinggalkan tidak saya ambil," ungkap Junot.

Dia berharap polisi segera menangkap pelaku dan memproses semua orang yang terlibat dalam penganiayaan terhadap jurnalis Junot dan Zaenal.

"Saya diteror terus oleh orang orang tidak dikenal,"  keluh Junot. 

• MN/Irfan Sahab