= Gapoktan Sri mulya Bersama Pemdes Kalangsurya Adakan Musyawarah Percepatan Pola Tanam - Nuansa Metro

Gapoktan Sri mulya Bersama Pemdes Kalangsurya Adakan Musyawarah Percepatan Pola Tanam


www.nuansametro.co.id - Karawang 
Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Sri Mulya bersama pemdes Kalangsurya kecamatan Rengasdengklok, mengadakan kegiatan jejak pendapat terkait dengan percepatan pola tanam musim rendeng untuk pemakai air termasuk golongan ke Dua. 

Kegiatan tersebut dihadiri oleh pemdes Kalangsurya, para kelompok tani, PPL Pertanian dan dinas PJT2, yang berlangsung di aula Desa Kalangsurya. 

Menurut Dul Salim Ketua Gapoktan Sri Mulya Desa Kalangsurya pada saat dikonfirmasi jurnalis Nuansa Metro Selasa (23/08/22) mengatakan, kegiatan yang di gelar bersama pihak terkait, dalam rangka pembahasan percepatan pola tanam yang akan di mulai awal bulan September ini, yang sebelumnya jatuh pada bulan Oktober. 

Dari hasil kesepakatan bersama antara pemdes dan PPL pertanian bersama pihak dinas PJT2 menghasilkan, pola tanam padi untuk Desa Kalangsurya dan Desa Karyasari itu termasuk pemakai air golongan katagori ke 2. 

Dari kedua Desa tersebut akan serentak musim tanam tersebut dan pihak PJT akan siap mendistribusikan air ke seluruh areal sawah. 

Dari areal sawah yang berada di Desa Kalangsurya seluas 275 Hektar. Dalam kegiatan ini para petani sangat antusias menyambut baik, karena kegiatan pola tanam yang tidak serentak berakibat kepada pengaturan air nya termasuk akan menimbulkan kerawanan hama.

Masih kata Dul Salim pada tahun 2022 ini, kemungkinan terjadi dalam setahun menjadi tiga musim. Saat dipertanyakan dalam hal kebutuhan dan ketersedian untuk pupuk buat para petani mencukupi. Hanya saja untuk pencapaian hasil panen padi untuk sementara ini belum maksimal, pendapatannya yang biasanya satu Hektar mencapai enam ton, namun sekarang ini berkurang. 

Hal itu penyebabnya para petani tidak mampu membeli obat insektisida dengan harga yang cukup mahal, untuk dapat membasmi segala penyakit tanaman padi. Akibatnya hasil panen raya belum maksimal, akhirnya para petani mengeluhkan keterkaitan pembelian obat insektisida yang mahal, dan obat tersebut non subsidi. 

Penyakit hama padi diawal bercocok tanam hingga pada saatnya tanaman tersebut akan berbuah, itu rawan dengan hama sundep dan sebagainya. 

"Ini akan bisa diatasi oleh obat insektisida yang cukup mahal. 
Harapan petani barangkali pemerintah keterkaitan obat isektisida/hama ini Ada subsidi untuk membantu para petani,"  tutur Dul Salim.

• Ito