= Desa Cikampek Pusaka Menggelar Hajat Bumi, Sebagai Bentuk Menjalankan Tradisi Warisan Budaya - Nuansa Metro

Desa Cikampek Pusaka Menggelar Hajat Bumi, Sebagai Bentuk Menjalankan Tradisi Warisan Budaya


Foto : Tradisi Mapag Kepala Desa Cikampek Pusaka, Kecamatan Cikampek di acara Hajat Bumi atau Ruwatan, Minggu (19/12).

www.nuansametro.co.id - Karawang
Pemerintahan Desa Cikampek Pusaka Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang mengadakan gelaran Hajat Bumi atau Ngaruwat, sebagai salah satu tradisi warisan Budaya, bisa juga diartikan sebagai cara hidup yang berkembang di dalam suatu masyarakat dan diwariskan secara turun temurun, Minggu (19/12/2021).

Ritual hajat bumi merupakan sebuah peristiwa budaya tradisi lama dari leluhurnya bagi masyarakat yang ada di tiap-tiap wilayah Jawa Barat, salah satunya oleh pemerintahan Desa Cikampek Pusaka yang dilaksanakan dilokasi Makam Keramat Ki Bagus Jabin atau Raden Kramawangsa.

Budaya sebagai salah satu pondasi serta jati diri bangsa Indonesia dan sampai saat ini tetap dilaksanakan oleh setiap generasi penerusnya. Setiap proses ritual memiliki tujuan dan tata cara yang sangat berkaitan dengan sistem kepercayaan masyarakatnya. 

Sehingga ditemukan berbagai macam
ritual di antaranya berkaitan dengan ritual inisiasi, ritual hasil panen padi, dan palawija “slametan" atau syukuran, pengobatan, dan pergantian musim, persembahan, perayaan, dan lain-lain. 

Pada umumnya kegiatan upacara ritual memiliki makna komunikasi, antara manusia dengan Yang Maha Kuasa.

Risna Purba selaku panitia menjelaskan bahwa ritual sebagai wujud ekspresi sistem keyakinan masyarakat, yang memiliki nilai dan makna bersifat sakral. 

"Upacara Ngaruwat di Desa Cikampek Pusaka, salah satu ritual sakral yang menarik untuk dicermati oleh para generasi muda, adalah Sakralitas Ritual Sedekah Bumi yang dilaksanakan di Makam Kramat Ki Jabin atau Raden Kramawangsa Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang." Jelasnya

Menurutnya, negara akan besar jika nilai-nilai budaya telah mengakar dalam sendi kehidupan masyarakat. 

“Keragaman budaya nusantara tidak hanya bahasa, melainkan juga tari, musik, adat. Keragaman budaya yang berputar mengakibatkan ragam dinamika kehidupan,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, tampak hadir salah satu pengacara Karawang, Hendra Supriatna, SH.,MH atau lebih dikenal Hendra Aria Mandalika saat diwawancarai oleh jurnalis online nuansametro.co.id, dirinya sangat mengapresiasi dengan adanya Budaya Adat Tradisional saat ini banyak digelar dimana-mana, khususnya di Kabupaten Karawang.

Foto : Hendra Supriatna, SH, MH.

"Saya berharap kepada para pejabat yang ada di Kabupaten Karawang, jangan tutup mata tutup telinga dalam kondisi seperti ini, sebenarnya ini adalah yang bisa mengobati semua peristiwa, tidak bicara golongan namum dengan rasa persatuan. Dengan acara ruwat bumi ini, pada konteksnya semua orang yang datang telah mempersiapkan untuk membawa makanan, padahal belum tentu warga itu punya uang, tapi mereka rela mempersiapkan segala sesuatunya"  ujar Hendra.

Terbukti masyarakat ini sangat menghormati dan menghargai terhadap orang yang sudah berjasa, dan tidak mungkin mereka tidak tahu sejarahnya di Cikampek Pusaka, khususnya Karuhun di tempat ini yang bernama Ki Jabin atau Raden Kramawangsa.

Masih menurut Hendra, bahwa adat tradisi ini harus direspon positif oleh para pejabat, menjadi acara Budaya Karawang, misalnya dengan membawa makanan ciri khas di setiap Kecamatan dan di desa masing-masing, sehingga terciptalah namanya kerukunan kemudian saling menghormati. 

Kemudian, yang paling penting semua bahagia atas syukur yang sudah diberikan Tuhan yang maha kuasa.

Serta kemudian pada acara budaya tradisi musik tarawangsa dan musik khas Karawang, kemudian pencak silat, sehingga menunjukkan bahwa budaya Indonesia sangatlah kaya.

"Maka dari itu, kita harus bangga jadi warga negara Republik Indonesia, karena budaya tradisi kita tidak dimiliki negara-negara luar seperti di Amerika, Malaysia dan lainnya"  imbuhnya.

Indonesia adalah negeri yang subur akan segalanya, seperti salah satunya adalah Kabupaten Karawang sebagai julukan kota lumbung padi.  (Oya/Jhon)