= Di Karawang, Istri Pengusaha Rumah Makan Diduga Jadi Otak Pembunuhan Suaminya - Nuansa Metro

Di Karawang, Istri Pengusaha Rumah Makan Diduga Jadi Otak Pembunuhan Suaminya


Foto : Kapolres Karawang AKBP Aldi Subartono saat konferensi pers terkait pembunuhan pengusaha Rumah Makan, Sabtu (6/11).

www.nuansametro.co.id - Karawang
Sadisnya seorang istri pengusaha rumah makan berinisial NW (49), yang diduga menjadi otak pembunuhan suaminya, gara-gara dirinya sering dimintai sejumlah uang oleh suaminya bernama Khairul Amin (54), untuk kepentingan pribadinya dan kebutuhan wanita lain. Korban tewas dikeroyok oleh sejumlah orang yang diduga atas suruhan tersangka NW.

Hal itu diungkapkan Kepala Kepolisian Resort (Polres) Karawang, AKBP Aldi Subartono, saat konferensi pers di Mapolres Karawang, Sabtu (6/11/2021). Menurutnya, penyidik Polres Karawang berhasil menangkap 6 orang pelaku yang diduga membunuh korban.

“Kami sudah menangkap 6 pelaku. Salah satunya adalah istri korban sendiri. Istri korban ini merupakan otak pembunuhan berencana ini,” ungkap Kapolres.

Menurut Kapolres, kasus pembunuhan ini direncanakan sejak September 2019. Namun baru bisa dilaksanakan pada Rabu (27/10/2021). Motifnya, istri korban sakit hati atau dendam kepada korban, karena sering meminta uang untuk kepentingan lain.

“Pembunuhan ini direncanakan di rumah korban, di Guro I, Jalan Jeruk, Kelurahan Nagasari, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, agar terkesan kasus pencurian,” katanya.

Enam pelaku yang berhasil ditangkap itu adalah NW, AM, H, BN, RN, MH. Para pelaku ditangkap di waktu dan tempat yang berbeda. Awalnya, penyidik menangkap tersangka AM alias Otong dan RN alias Aji. Kedua pelaku ini merupakan eksekutor.

“Semua pelaku berjumlah 8 orang. Enam pelaku sudah kita amankan berikut barang bukti, dua pelaku lainnya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Setelah menangkap tersangka AM dan RN, kami kemudian menangkap NW, istri korban di rumahnya,” terangnya. 

Kapolres menjelaskan, untuk melakukan pembuahan itu, para pelaku dibayar istri korban sebanyak Rp 30 juta. Namun, para pelaku baru menerima uang sebesar Rp 20 juta yang diberikan kepada tersangka AM di Mall Ramayana.

“Tersangka NW memberikan uang kepada tersangka AM untuk dibagikan kepada pelaku lain. Rencananya akan diberikan Rp 30 juta,” jelasnya.

Sebelum dilakukan pembunuhan, tersangka NW (istri korban) selalu memantau posisi korban melalui handphone. Pada malam kejadian korban sedang makan mie ayam di sekitar GOR Panatayudha Karawang.

“Tujuh pelaku sudah memantau korban dengan berkumpul di depan Alfamart GOR Panatayudha. Saat itu, tersangka AM pura-pura membeli air mineral di warung mie ayam untuk memastikan korban berada di lokasi tersebut. Lalu para tersangka menunggu hingga korban selesai makan mie ayam dan pulang ke rumah,” katanya.

Lebih lanjut dikatakan Kapolres, setelah korban selesai makan mie ayam, lalu korban pulang ke rumah. Persis di depan rumah korban, para pelaku secara membabibuta menganiaya korban dengan senjata tajam (sajam). Akibatnya, korban meninggal dunia dengan luka tusukan di bagian bawah ketiak sebelah kiri, punggung, kepala dan tangan.

“Korban pada malam itu setelah pulang makan mie ayam diikuti para pelaku dan dianiaya di depan rumahnya hingga tewas dengan penuh luka,” ujarnya.

Akibat perbuatannya, para pelaku akan dijerat pasal 340 KUHPidana dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara atau hukuman mati. (Irfan)