= Acara Hajatan Aparatur Desa Duren Dipersoalkan Warga Perumahan Griya Pesona Asri, Kades Ebeh Halim Angkat Bicara - Nuansa Metro

Acara Hajatan Aparatur Desa Duren Dipersoalkan Warga Perumahan Griya Pesona Asri, Kades Ebeh Halim Angkat Bicara



Kepala Desa Duren, H. Abdul Halim Sukaeri alias Ebeh.

www.nuansametro.com- Klari
Sejumlah kebijakan kepala daerah, terutama para kepala desa di Indonesia, sepertinya telah memperbolehkan warganya untuk menggelar resepsi pernikahan, dengan syarat acara itu diadakan dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat.

Contohnya, seperti Cece, sebagai perangkat di kantor Desa Duren Kecamatan Klari, yang menggelar hajat pesta pernikahan putrinya dikediamannya di Perumahan Griya Pesona Asri Desa Duren Kecamatan Klari Kabupaten Karawang, H. Abdul Halim Sukaeri atau biasa dikenal dengan sebutan "Ebeh" saat dikonfirmasi oleh awak media online Nuansametro.

Ebeh, menyampaikan bahwa dirinya sudah memberikan lampu hijau bagi warga di wilayahnya menggelar resepsi pernikahan dalam kondisi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) atau adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Awak media online Nuansametro, pun kembali mempertanyakan perihal hajatan tersebut yang bersumber aduan warga sekitar kepada awak media Nuansametro melalui pesan singkat yang ditambahkan dengan dokumentasi foto-foto yang dikirim kan, dianggap meresahkan para pengguna jalan utama perumahan tersebut hingga harus adanya penutupan jalan umum perumahan Griya Pesona Asri.

Namun hal itu langsung disanggah oleh Kepala Desa Duren H. Abdul Halim Sukaeri, dengan permasalahan jalan yang ditutup pada pelaksanaan kegiatan hajatan tersebut. Sebelumnya kami begitu pun Cece yang punya acara hajatan, sudah memperhitungkan untuk itu agar jangan sampai acara hajatan nya ini membuat resah warga masyarakat yang menggunakan jalan utama perumahan tersebut.

"Kami juga paham aturan, bagi yang menggelar hajatan dengan menggunakan ruang jalan umum, ternyata tak bisa sembarangan, harus ada izin lantaran menggunakan ruang publik yang bisa mengganggu ketertiban lingkungan, dan pemandangan seperti ini sudah menjadi hal lazim di Indonesia serta mengundang pro dan kontra" ujar Ebeh Halim.

Lebih lanjut Ebeh mengutarakan, bahwa hal itupun sudah di pikirkan, bahkan dilakukan untuk para pengguna jalan yang biasa digunakan, kita mempunyai beberapa jalan lingkungan umum alternatif, kemudian dengan dipandu oleh para panitia hajat maupun linmas untuk para pengguna jalan untuk diarahkan ke jalan alternatif. (Oya/Jhon)