Selamat datang di nuansametro.co.id!
Temukan wawasan komprehensif tentang skala Likert menurut Sugiyono 2019. Artikel ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang konsep, sejarah, fungsi, dan penerapannya dalam penelitian. Baca terus untuk memaksimalkan efektivitas penelitian Anda!
Pendahuluan
Skala Likert, dikembangkan oleh Rensis Likert pada tahun 1932, adalah salah satu skala pengukuran paling umum yang digunakan dalam penelitian psikologi dan ilmu sosial. Skala ini memungkinkan peneliti mengukur sikap, pendapat, dan preferensi subjektif individu.
Dalam skala Likert menurut Sugiyono 2019, responden ditanya serangkaian pertanyaan yang mewakili sikap atau keyakinan mereka. Setiap pertanyaan dinilai pada skala poin, biasanya dari 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju). Peneliti kemudian menganalisis tanggapan untuk mengidentifikasi tren dan pola dalam data.
Penggunaan skala Likert sangat luas karena kesederhanaan dan fleksibilitasnya. Skala ini mudah dimengerti oleh responden dan dapat digunakan untuk mengukur berbagai topik, mulai dari kepuasan pelanggan hingga sikap politik.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi secara mendalam skala Likert menurut Sugiyono 2019, termasuk pengertiannya, sejarahnya, fungsinya, dan penerapannya dalam penelitian.
Apa Itu Skala Likert?
Skala Likert adalah skala ordinal yang terdiri dari serangkaian item pernyataan yang mengukur sikap individu terhadap suatu topik. Responden diminta untuk menilai persetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap setiap pernyataan pada skala poin.
Struktur skala Likert biasanya berkisar dari 5 hingga 7 poin. Setiap poin mewakili tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan yang berbeda, dari “sangat tidak setuju” hingga “sangat setuju”. Poin tengah biasanya menunjukkan netralitas atau ketidakpastian.
Skala Likert banyak digunakan dalam penelitian kuantitatif karena memungkinkan peneliti mengukur sikap dan pendapat subjektif secara andal dan valid. Format penskalaannya yang simpel memudahkan responden untuk memberikan respons yang akurat dan konsisten.
Pengertian Skala Likert
Menurut Sugiyono 2019, skala Likert adalah jenis skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi individu. Skala ini menyajikan pernyataan atau item yang mewakili topik penelitian, dan responden diminta untuk menyatakan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap setiap pernyataan.
Skala Likert tersusun dari beberapa poin, yang biasanya berkisar dari 5 hingga 7 poin. Setiap poin menggambarkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan yang berbeda. Poin tengah biasanya mewakili netralitas atau ketidakpastian.
Peneliti dapat memilih jenis skala Likert yang sesuai dengan tujuan penelitian mereka, seperti skala Likert empat poin atau skala Likert tujuh poin. Skala empat poin biasanya digunakan ketika peneliti ingin mendapatkan tanggapan yang lebih tegas, sementara skala tujuh poin memberikan respons yang lebih bernuansa.
Sejarah Skala Likert
Skala Likert pertama kali dikembangkan oleh Rensis Likert pada tahun 1932. Likert sedang mencari cara untuk mengukur sikap individu terhadap topik-topik kontroversial, seperti hubungan ras dan perbedaan pendapat politik.
Likert menciptakan skala yang terdiri dari sejumlah pernyataan yang mewakili berbagai perspektif tentang topik tersebut. Ia meminta responden untuk menilai tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap setiap pernyataan pada skala lima poin.
Skala Likert ternyata menjadi alat yang efektif untuk mengukur sikap. Skala ini mudah dimengerti dan digunakan, dan memberikan hasil yang dapat diandalkan dan valid. Skala Likert dengan cepat diadopsi oleh peneliti di berbagai bidang, dan masih banyak digunakan hingga saat ini.
Fungsi dan Peran Skala Likert
Skala Likert memiliki beberapa fungsi dan peran penting dalam penelitian. Salah satu fungsi utamanya adalah untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi individu. Skala ini memungkinkan peneliti mengidentifikasi tren dan pola dalam data, yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan tentang topik yang diteliti.
Skala Likert juga berfungsi sebagai pengindikator variabel laten. Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diamati secara langsung, seperti sikap atau kepribadian. Skala Likert dapat digunakan untuk mengukur variabel laten dengan menanyakan responden tentang perilaku atau keyakinan mereka yang dapat diamati, yang merupakan indikator dari variabel laten.
Selain itu, skala Likert dapat digunakan untuk membuat perbandingan antara kelompok yang berbeda. Misalnya, peneliti dapat membandingkan sikap kelompok usia yang berbeda terhadap suatu topik atau membandingkan sikap karyawan dari berbagai departemen terhadap kepuasan kerja mereka.
Struktur Skala Likert
Struktur skala Likert terdiri dari beberapa elemen penting yang menentukan validitas dan reliabilitas instrumen. Berikut adalah penjelasan dari setiap elemen:
1. Judul: Judul skala harus jelas dan ringkas, serta secara akurat mencerminkan topik yang diukur. Judul harus memberikan gambaran umum tentang konten skala dan tujuannya.
2. Instruksi: Instruksi skala harus jelas dan mudah dipahami oleh responden. Instruksi harus mencakup informasi tentang cara menilai setiap item, skala penilaian yang digunakan, dan cara menjawab pertanyaan.
3. Item: Item skala adalah pernyataan atau pertanyaan yang digunakan untuk mengukur sikap atau pendapat responden. Item harus secara jelas mengartikulasikan topik yang diukur dan menghindari bias atau ambiguitas.
4. Skala Penilaian: Skala penilaian adalah serangkaian poin yang mewakili tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap setiap item. Skala penilaian dapat berkisar dari 5 hingga 7 poin atau lebih, dengan setiap poin diberi label yang jelas (misalnya, sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, sangat setuju).
Jenis-Jenis Skala Likert
Ada beberapa jenis skala Likert yang digunakan dalam penelitian, masing-masing dengan karakteristik dan kegunaannya sendiri. Berikut adalah jenis-jenis skala Likert yang umum:
1. Skala Likert Positif: Dalam skala ini, semua item difokuskan pada sikap atau pendapat positif terhadap topik yang diukur. Responden hanya dapat mengekspresikan tingkat persetujuan mereka, dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.
2. Skala Likert Negatif: Sebaliknya, skala ini terdiri dari item yang mengukur sikap atau pendapat negatif terhadap topik yang diukur. Responden hanya dapat mengekspresikan tingkat ketidaksetujuan mereka, dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.
3. Skala Likert Bipolar: Skala bipolar menggabungkan item positif dan negatif dalam satu skala. Responden dapat mengekspresikan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap setiap item, dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju.
4. Skala Likert Unipolar: Skala unipolar terdiri dari item yang semuanya mengukur sikap atau pendapat positif atau negatif terhadap topik yang diukur. Responden hanya dapat mengekspresikan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan mereka, tanpa opsi netral.
Kelebihan dan Kekurangan Skala Likert
Skala Likert memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan ketika memilih instrumen pengukuran. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan skala Likert:
Kelebihan:
– Kemudahan penggunaan: Skala Likert mudah dipahami dan digunakan oleh responden.
– Reliabilitas: Skala Likert umumnya memiliki reliabilitas yang tinggi, artinya memberikan hasil yang konsisten dari waktu ke waktu dan antar responden.
– Validitas: Skala Likert dapat menjadi instrumen yang valid untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi jika dikembangkan dan divalidasi dengan tepat.
– Fleksibilitas: Skala Likert dapat digunakan untuk mengukur berbagai topik dan dapat dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan penelitian tertentu.
Kekurangan:
– Bias sosial: Responden mungkin cenderung memberikan tanggapan yang dipengaruhi oleh keinginan untuk terlihat berada dalam posisi yang baik secara sosial atau menghindari tanggapan yang negatif.
– Bias konteks: Urutan item dan konteks skala dapat memengaruhi tanggapan responden.
– Kesulitan dalam menafsirkan hasil: Hasil skala Likert dapat sulit untuk ditafsirkan karena bersifat ordinal dan tidak memiliki titik nol yang sebenarnya.
– Sensitivitas terhadap perubahan: Skala Likert mungkin tidak selalu sensitif untuk mendeteksi perubahan kecil dalam sikap atau pendapat.
Penerapan Skala Likert dalam Penelitian
Skala Likert memiliki banyak aplikasi dalam penelitian di berbagai bidang, termasuk psikologi, ilmu sosial, pendidikan, dan bisnis. Berikut adalah beberapa penerapan umum skala Likert:
1. Mengukur Sikap dan Pendapat: Skala Likert banyak digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat individu terhadap topik atau masalah tertentu, seperti sikap terhadap layanan pelanggan atau persepsi tentang kepemimpinan.
2. Mengukur Kepuasan dan Loyalitas: Skala Likert digunakan untuk mengukur kepuasan dan loyalitas pelanggan terhadap produk, layanan, atau merek. Hal ini membantu bisnis dalam mengidentifikasi area untuk perbaikan dan meningkatkan pengalaman pelanggan.
3. Mengevaluasi Performa: Skala Likert digunakan untuk mengevaluasi performa karyawan, manajer, atau keseluruhan organisasi. Umpan balik yang dikumpulkan melalui skala Likert dapat membantu dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, serta area untuk pengembangan.
4. Melakukan Riset Pasar: Skala Likert digunakan dalam riset pasar untuk memahami preferensi dan kebutuhan pelanggan. Dengan menanyakan responden tentang sikap dan pendapat mereka terhadap produk