www.nuansametro.co.id - Karawang
Dalam rangka meningkatkan kualitas guru paud dalam mengajar serta supaya ada kesamaan persepsi, sebanyak 98 orang guru paud di Kecamatan Pedes Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat, ikuti workshop manajemen pengelolaan paud bermutu yang di selenggarakan oleh Himpaudi Kecamatan Pedes, bertempat di aula kantor Kecamatan Pedes. Kamis (11/8).
Devi Sulaeman pengurus Himpaudi Kabupaten Karawang yang juga sebagai narasumber saat di wawancara jurnalis nuansametro.co.id mengatakan, bahwa kegiatan ini adalah kegiatan workshop pertama.
"Kita ingin guru-guru mempersiapkan untuk kurikulum merdeka, karena kurikulum merdeka bukan implementasi dulu tapi apa yang akan kita siapkan, kita perkenalkan bagaimana ke proses pembelajaran, merubah paradigma pembelajaran yang klasikal atau konvensional menjadi berpusat pada anak dan bermainnya itu harus dengan mainan, kebayang kalau anak anak paud bermain tanpa mainan, jadi kita siapkan bagaimana guru berubah berubah berpusat pada anak," Papar Devi.
Menurut dia, Intinya ingin mengenalkan kurikulum merdeka dan merubah mindset bagaimana cara belajar usia dini. Selanjutnya ingin mempersiapkan proses penataan kelas pasti pembelajaran itu mempersiapkan lembaga untuk akreditasi.
"Karena akreditasi itu dinilai performancenya, bagaimana guru mengajar dan bagai mana anak terealisasi dengan baik," Ujarnya.
"Kegiatan ini marathon di 30 Kecamatan sesuai permintaan dari Kecamatan masing-masing dan ini kecamatan yang ke tujuh kita keliling, selanjutnya bertahap di bulan berikutnya," tambahnya.
Sementara ketua Himpaudi Kecamatan Pedes , Drs. H.Ujang Jupri mengatakan, jumlah paud di Kecamatan Pedes yang masuk dapodik itu ada 34 paud. TK ada tiga ada juga lima paud yang belum masuk dapodik yang belum mendapat ijin operasional dan ini masih berjalan proses pengurusannya.
Sementara paud di Kecamatan Pedes yang sudah di akreditasi sebanyak 12 paud, kegiatan hari ini yang mengikuti kegiatan ada 39 paud.
"Harapannya meningkatkan kualitas guru paud dalam mengajar," Harap H. Ujang.
Menurutnya, mengajar itu harus sesuai dengan kurikulum, karena selama ini masih banyak guru-guru yang tidak memakai hanya berdasarkan pengalaman dan kemauan saja.
"Jadi kita menyamakan persepsi cara mengajar itu ada dasar dan pedomannya, agar mereka bisa memahami dan bisa menerapkan di lembaga masing masing," tutup H.Ujang.
• Azis