= Pusat Jamur UBP Karawang Jajaki Kerjasama Dengan Pusat Riset Jamur di Jepang - Nuansa Metro

Pusat Jamur UBP Karawang Jajaki Kerjasama Dengan Pusat Riset Jamur di Jepang


Foto : Acara penandatanganan deklarasi komitmen dengan Dirjen Hortikultura Kementan, Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Karawang dan Kelompok Tani Srijaya.

www.nuansametro.co.id - Karawang
Limbah pertanian berupa jerami sangat melimpah di Kabupaten Karawang mengingat Kabupaten ini merupakan salah satu sentra pertanian di Indonesia. 

Menurut Dinas Pertanian Kab. Karawang produktivitas gabah (GKG) yang dihasilkan di Kabupaten Karawang mencapai 1,3 juta ton pertahun. Jerami yang dihasilkan rata-rata 1,5 kali GKG yang artinya terdapat potensi jerami kira-kira 1,95 juta ton pertahun. 

Potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Salah satu bentuk pemanfaatan yang dapat dilakukan adalah melalui budidaya jamur merang. 

Hal ini mendasari berdirinya Pusat Jamur UBP Karawang di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) yang didukung oleh stakeholder terkait.

Sebagai tindak lanjut dari penandatanganan deklarasi komitmen (7 Des 2021) dengan berbagai pihak terkait diantaranya Dirjen Hortikultura Kementan, Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Karawang dan Kelompok Tani Srijaya.

Pada tanggal 8 Maret 2022 telah dilakukan rapat koordinasi dan konsolidasi rencana kegiatan pengembangan jamur merang di Kabupaten Karawang yang bertempat di Dinas Pertanian Kabupaten Karawang. 

Rapat tersebut dihadiri oleh pihak Universitas Buana Perjuangan Karawang, Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian, Dinas Pertanian Kab. Karawang, Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang dan para petani jamur dari Kecamatan Jatisari, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kecamatan Banyusari, Kecamatan Kotabaru dan Kecamatan Klari. 

"UBP Karawang mempunyai peran strategis dalam pengembangan jamur merang khususnya di Karawang, Kami ingin budidaya jamur ini dilakukan dengan sentuhan teknologi” Ujar Dr. Hanny Hikmayanti, Ketua LPPM UBP Karawang.

Rapat tersebut merencanakan penjajakan kerja sama dengan Odaira Mushroom Research Laboratory Co., Ltd. Jepang untuk membuat kumbung jamur yang bersih, hemat energi dan produktivitas tinggi dengan memanfaatkan teknologi. 

Dengan kondisi demikian diharapkan jamur yang dihasilkan mempunyai kualitas tinggi dan mengandung sejumlah besar ergothioneine. 

Menurut Dr. Hanny, penjajakan ini sejalan dengan upaya nyata yang telah dilakukan dengan menginisiasi peningkatan produktivitas jamur merang melalui penerapan teknologi IoT dari Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer di kumbung jamur milik Bpk. Tani dari Kelompok Tani Srijaya Kecamatan Banyusari. 

Penerapan teknologi dapat meminimalkan mekanisme manual sehingga memungkinkan kumbung jamur lebih terjaga kebersihannya. Hal senada juga disampaikan oleh Dr. Ir. Ridwan Rachmat, M.Agr peneliti utama dari Balai Besar Litbang Pasca Panen Pertanian.

 “Kami telah melakukan kerja sama penelitian penggunaan IoT untuk budidaya jamur merang dengan UBP Karawang dan Balai Besar juga mempunyai mitra di Jepang, Odaira Mushroom Research Laboratory. Pusat riset jamur di Jepang ini akan bersinergi untuk pengembangan jamur. Saya yakin kerja sama ini akan memberikan dampak positif bagi budidaya jamur di Indonesia” tuturnya.

Ditemui terpisah, Tani Suryadinata menceritakan pengalamannya selama menerapkan teknologi IoT di kumbung miliknya. 

“Sampai dengan saat ini kami intens berkomunikasi dengan pihak UBP Karawang dalam penerapan teknologi IoT ini. Hasil yang didapatkan dengan pemanfaatan IoT lebih baik daripada cara konvensional. Mudah-mudahan dapat diterapkan pula di petani jamur yang lainnya” ujarnya.

Laporan :  Abdul.R