= Ngarumat Jagat Sanggabuana Karawang, Dengan Tema 'Nyukcruk Galur Ngabela Lembur, Ngamumule Budaya Sunda' - Nuansa Metro

Ngarumat Jagat Sanggabuana Karawang, Dengan Tema 'Nyukcruk Galur Ngabela Lembur, Ngamumule Budaya Sunda'


Foto : Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang, H. Drs. Acep Jamhuri, M.Si. saat memberikan sambutan di acara Ngarumat Jagat Sanggabuana, Senin (21/3).

www.nuansametro.co.id - Karawang
Dalam upaya melestarikan kawasan Gunung Sanggabuana melalui kegiatan helaran Ngarumat Jagat Sanggabuana yang diprakarsai oleh LSM Lodaya yang diketuai oleh Nace Permana SE. Acara tersebut juga didukung oleh Sekertaris Daerah Kabupaten Karawang Drs H. Acep Jamhuri, M.Si.

Kegiatan tersebut digelar tepatnya di Dusun Sirnaruju Desa Mekarbuana Kecamatan Tegalwaru Kabupaten Karawang Jabar, dan digelar selama 2 hari 3 malam dari Senin sampai Kamis 21-24 Maret 2022. 

Selama kegiatan berlangsung, seluruh peserta serta tamu yang hadir dalam helaran, diharuskan menerapkan protokol kesehatan.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang Yudi  Yudiawan, Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri, Isti Khoiriana Karim SE. MAP, para anggota DPRD Kabupaten Karawang, diantaranya H. Endang Sodikin, H. Toto Suripto, dan Indriyani, Camat Kecamatan Tegalwaru Mahfudin, dan para Kepala Desa se-Kecamatan Tegalwaru.

Upacara ritual yang bertempat di tempat wisata diawali dengan arak-arakan Dongdang dari masing-masing Desa se-kecamatan Tegalwaru. Dongdang tersebut dihiasi dari hasil bumi yang ada di area gunung Sanggabuana.

Dilanjutkan dengan Ngaruwat yang diiringi dengan lantunan Rajah dan do'a bersama, kemudian pertunjukkan seni tari tradisional dari Kabupaten Karawang 'Sojah' dan pemotongan hewan Kerbau Bule sebagai salah satu simbol.

Helaran sakral tersebut, selain untuk melestarikan Gunung Sanggabuana juga sekaligus hajat bumi bagi masyarakat yang ada di areal gunung Sanggabuana, dengan menyuguhkan arak-arakan seni Dongdang, Debus, Lodaya Ethnic Percussion, Ketuk Tilu, Wayang Golek, dan Penanaman pohon.

Sekda Kabupaten Karawang Drs. Acep Jamhuri mengatakan, bahwa kegiatan Ngaruwat Sanggabuana, tujuan utama digelar ruwatan ini dalam upaya menguatkan nilai-nilai budaya leluhur dan bentuk rasa syukur, dengan apa yang sudah diberikan alam untuk kehidupan sehari-hari.

Hasil bumi seperti palawija, kopi dan lainnya, serta mengajak untuk menguatkan rasa kepedulian masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan gunung Sanggabuana.  

"Intinya, semua harus menjaga dan merawat hutan atau Gunung Sanggabuana sebagai sumber kehidupan dan penghidupan," ungkap Acep Jamhuri.

Acep Jamhuri pun menambahkan, bahwa kegiatan ini rencananya akan di agendakan setiap satu tahun sekali, ruwatan rutin ini digelar baik dari Dinas terkait, Pemdes Desa Mekarbuana dan elemen masyarakat lainnya.

Hal itu sebagai bukti dari rasa syukur kita kepada leluhur yang telah memberikan warisan budaya yang begitu besar, karena budaya tradisi kita adalah salah satu dari jatidiri bangsa Indonesia. 

"Insyaa Allah ruwatan tetap akan digelar setahun sekali, karena dinilai sangat positif. Ini untuk mengingatkan kita semua jika hutan (Gunung Sanggabuana) tidak dimumule, dirawat dan dilestarikan serta dibiarkan dirusak, bukan jadi berkah malahan akan menimbulkan musibah,"  ucapnya.

Acep mengajak kepada masyarakat, untuk menjaga dan merawat Gunung Manglayang, agar dikemudian hari bisa dinikmati oleh anak-anak dan cucu cucu kita. 

"Bagaimana pun manusia dengan alam tidak bisa dipisahkan. Jika alam sudah dirusak sewenang-wenang, bagaimana kehidupan anak-anak dan cucu-cucu kelak,"  pungkas Acep.

Kepala Desa Mekarbuana, Odang membenarkan jika pemerintahan Desa Mekarbuana yang dipimpinnya akan merencanakan gelar Ruwatan seperti ini, dilakukan setahun sekali di Sanggabuana. Kebetulan sebagian kawasan Gunung Sanggabuana tersebut masuk wilayah Desa Mekarbuana. 

Odang pun berharap dan mengajak semua pihak, termasuk masyarakat untuk peduli terhadap hutan gunung Sanggabuana

"Ruwatan yang digelar Selasa 21 Maret 2022 diartikan cukup luas. Ya ngaruwat itu kita harus benar-benar merawat Gunung Sanggabuana, agar tetap terjaga dan menjadi berkah bagi masyarakat,"  kata Odang. 

Laporan : Oya/Jhon