= Akademi Permata Indonesia, Gandeng Forum Bumdes Jabar Dalam Bimbel Peningkatan Kapasitas Kepala Desa dan Ketua Bumdes - Nuansa Metro

Akademi Permata Indonesia, Gandeng Forum Bumdes Jabar Dalam Bimbel Peningkatan Kapasitas Kepala Desa dan Ketua Bumdes


www nuansametro.co.id - Bandung
Peningkatan kapasitas unsur pemerintahan desa menjadi sangat di butuhkan bagi Desa modern, inilah yang di laksanakan oleh Pemerintahan Desa se- Kecamatan Busang Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur.

Kegiatan yang di prakarsai Akademi Permata Indonesia selama 5 hari dari tanggal 15 – 20 Maret 2022 bertempat di Frame Park Hotel Bandung ini   membawa para perangkat desa, kepala desa, pendamping dan para ketua bumdes se Kecamatan Busang Kutai Kalimantan Timur ke beberapa daerah wisata yang ada di Jawa Barat.

Menurut Yuli selaku ketua Akademi Permata Indonesia menyatakan, bahwa hal ini selain meningkatkan kapasitas para kepala desa dan juga ketua Bumdes yang ada di kecamatan Busang, di harapkan Ilmu yang di dapat di provinsi Jawa Barat bisa di implementasikan di desa – desa yang ada di Kecamatan Busang.

Di awali Bimbingan belajar dengan para narasumber dari Forum Bumdes Jawa Barat yang di wakili oleh Otong Sutisna dan Deden ( Asosiasi Bumdes Kabupaten Garut ), Ika Wartika ( Ketua Forum Bumdes kabupaten Sumedang ), Nana Mulyana ( Kepala Desa Citali ), Dimas Insany ( Sekjen Forum Jabar ) dan Ketua Pokdarwis Nasional Yani Setiadiningrat.  

Dalam acara Bimbel para narasumber mengedepankan komunikasi aktif dengan para peserta.

Eman Suherman S.Pd.I Ketua Forum Bumdes Jawa Barat dalam sambutannya mengatakan, pihak Forum  Bumdes Jabar sangat mengapresiasi undangan dari panitia Akademi Permata Indonesia.

"Hal ini selain menjalan silaturahmi yang baik, juga langkah awal dalam kerjasama, juga saling mengenal potensi di masing – masing wilayah yang ada di indonesia, agar kedepannya Bumdes yang ada di Indonesia bisa bekerjasama dalam bidang apapun,"  ungkap Eman Suherman.

Mengusung tema Menggali Potensi Pariwisata Desa, para narasumber  mengupas tuntas permasalahan dan kendala yang ada di lapangan.

Sehingga perlu adanya sinergitas antara Pemerintahan Desa, Ketua Bumdes dan BPD, juga dukungan penuh pemerintah daerah, baru sebuah organisasi Bumdes akan berjalan.

Pengurus bumdes harus punya jiwa entertainer, dan wirausaha sebab bagaimana bisa menggali potensi desa kalau pengurus bumdes hanya bisa melihat tapi tidak bisa mengerjakan.

Hal ini pun perlu adanya chemistry dengan lembaga BPD dan juga pemerintah desa, sehingga potensi yang ada di desa bisa di angkat ke permukaan dan menghasilkan PADes.

"Jadi kita kedepankan logika fakta yang nyata dengan pemikiran waras maju ke depan, tetapi tidak bertentangan dengan hukum” Papar Dimas Insany salah satu narasumber yang juga Ketua Himpunan Journal Wisata Budaya Indonesia ini. 

Masih di tempat yang sama Otong Sutisna menyoroti ada kerancuan dalam menjalankan usaha bumdes.

Menurut Otong, Bumdes harus di sekolahkan secara khusus terlebih dahulu sebab masih ada yang keliru menilai kemajuan Bumdes.

"Selama ini banyak yang menduga bahwa makin besar PAD ke Desa, makin maju Bumdes tersebut, padahal harusnya, makin terasa manfaatnya oleh masyarakat, disitulah Bumdes di anggap makin maju"  ujar Otong. 

Pembicara lain, Ika Kartika lebih mengerucut menyoroti tentang identifikasi permasalahan, bukan potensi. Dengan memberikan contoh air bersih untuk mencukupi kebutuhan rumahtangga. 

"Dari hasil identifikasi tersebut, maka kami mencari solusi dengan membuat sumur bor, hingga di saat ini, hal itu menjadi potensi, dan kini di kelola oleh Bumdes" ujar Ika menjelaskan terkait penggalian potensi Desa.

Sementara Nana kepala Desa Citali Kabupaten Sumedang menyatakan, bukanlah perjalanan mulus tanpa rintangan ketika Bumdes di dirikan , 

"Kuncinya jangan lelah untuk bermusyawarah"  ucap Nana.

Adapun Deden Ketua Asosiasi Bumdes Kabupaten Garut memaparkan tentang pendaftaran badan usaha yang di keluarkan sekarang tidak harus bolak balik, karena bisa di lakukan secara online.

"Di Era digital ini pendaftaran Badan Usaha tidak perlu ribet lagi, pemerintah sudah memberikan contoh persyaratan yang harus di isi, dan tidak perlu bolak balik membawa fisik karena jarak yang jauh, tetapi cukup melalui on line yang sudah di keluarkan portalnya dari Kemendes"  tutur Deden.

Mengakhiri BImbel Ketua Pokdarwis Nasional Yani Setiadi memaparkan, bahwa potensi Wisata bisa di laksanakan ketika semua komponen yang ada di desa tersebut di dukung penuh oleh pemerintah desa itu sendiri.

Dalam perbincangan khusus Kepala Desa Long Bentuq, Heri, S.Pkp salah satu peserta bimbel menyebutkan, di wilayahnya ada beberapa titik yang bisa di jadikan tempat wisata unggulan, diantaranya wisata budaya dan wisata alam, namun terkendala akses jalan dan juga SDM yang belum mumpuni.

"Wilayah kami sangat luas, mencapai 12.000 hektar, untuk potensi wisata, titik potensial banyak tapi masalah akses menjadi kendala utama bagi kami"  Ucapnya. 

Di tambahkan Heri dengan peningkatan Kapasitas dan Bimbel ini, dirinya mendapatkan ilmu yang banyak bukan hanya cara wisata yang harus di kelola, tetapi cara pendaftaran badan hukum  bumdes, sinergitas  para pemangku kebijakan dan lainnya. 

"Pokoknya banyak lah terimakasih buat Forum Jabar, semoga ilmu dan sharing ini bisa menjadi landasan untuk menjadi desa mandiri"  Imbuh Heri mengakhiri perbincangannya.  

Laporan : Dispi/Asmi