= Anggota DPRD Provinsi Jabar Sri Rahayu Prihatin, Kemiskinan Ekstrim di Karawang Berdampak Serius - Nuansa Metro

Anggota DPRD Provinsi Jabar Sri Rahayu Prihatin, Kemiskinan Ekstrim di Karawang Berdampak Serius


Foto : Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Sri Rahayu Agustina saat melihat kondisi masyarakat Karawang yang terdampak kemiskinan ekstrim.

www.nuansametro.co.id - Karawang
Prihatin, akibat dari kemiskinan ekstrim yang dialami oleh kabupaten Karawang, ternyata banyak ditemukan warga yang kehidupannya dibawah garis kemiskinan. 

Hal itu terbukti ketika Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Sri Rahayu Agustina saat mengunjungi rumah seorang warga di Desa Kosambi Batu Kecamatan Cilebar Kabupaten Karawang, pada Senin (3/1).

Kondisi rumah warga yang berprofesi sebagai ustadz bernama Suhud, dirinya mengajar di salah satu pengajian didaerah sekitar tempat tinggalnya. Keseharian Suhud sungguh  memprihatinkan, dia hidup bersama keluarga selama 15 tahun tinggal di lingkungan tersebut, dengan rumah yang tidak layak untuk huni, bahkan ia tinggal dilahan orang tuanya.

Sri Rahayu Agustina yang sering disapa Mak Sri, mengungkapkan rasa prihatinnya, bahwasanya masih ada warga yang tinggal dalam kondisi rumah yang sangat tidak layak huni. Ia mencoba membantu semampunya baik secara pribadi dan juga secara fungsi legislasi yang ia emban.

“Saya sangat prihatin, ternyata di Karawang masih ada yang tinggal di gubuk dan tidak layak huni. Sebagai anggota legislatif tentu saya akan bantu untuk fasilitasi agar pemerintah dan kita masyarakat bersama untuk mencari solusi,” ucap Sri.

Sri menambahkan, permasalahan yang dialami ustad Suhud ini harus melibatkan banyak pihak, baik pihak pemerintah desa, pemerintah kabupaten dan juga seluruh elemen masyarakat sekitar. Agar ada solusi-solusi yang sifatnya berkelanjutan.

“Yang jelas perlu ada solusi, agar bantuan pemerintah bisa masuk, misal melalui program Rutilahu, atau bisa saja sebetulnya dengan gotong royong swadaya masyarakat,” tutur Mak Sri.

Selain itu Mak Sri juga sangat menyayangkan dengan adanya program Atap Lantai dan Dinding (Aladin) yang digulirkan dari Pemprov Jabar dengan  biaya 17 juta, jadi keluhan masyarakat bahkan Kepala Desa karena tidak cukup mendirikan satu rumah.

"Program Aladin yang dianggarkan hanya 17 juta tentunya ini tidak cukup mendirikan satu rumah,ini jadi evaluasi kita bersama,ke depan saya akan mengusulkan untuk ditambah minimal 25 juta." Ucapnya.   (Oya/Jhon)