= Kaur OPS Seksi PJT II Rengasdengklok : "Bangunan Jembatan Pendek, Salah Satu Penyebab Meluapnya Air Irigasi" - Nuansa Metro

Kaur OPS Seksi PJT II Rengasdengklok : "Bangunan Jembatan Pendek, Salah Satu Penyebab Meluapnya Air Irigasi"


Foto : Kaur Oprasional dan Pemeliharaan kantor Seksi PJT II wilayah Rengasdengklok, Dedi Junaedi.

www.nuansa metro.co.id - Rengasdengklok
Meluapnya air di saluran induk irigasi hingga meluap ke sarana jalan umum, yang di terjadi di Desa Karyamulya dan Teluk Bango Kecamatan Batujaya, dan sempat menjadi perhatian publik.

Kejadian itu mendapat tanggapan dari Kaur Oprasional dan Pemeliharaan kantor Seksi PJT II wilayah Rengasdengklok, Dedi Junaedi. Saat disambangi di kantornya, Dedi mengungkapkan kepada jurnalis Nuansa Metro, terkait dengan meluap nya air irigasi yang terjadi di wilayah kecamatan Batujaya, Senin (13/12).

Dedi membenarkan hal itu memang terjadi, disepanjang saluran induk irigasi TUB 22-TUB 26 Desa Karyamulya Kecamatan Batujaya menuju ke kecamatan Pakis Kaya. Dengan meluap nya air tersebut, dipicu adanya pembangunan jembatan dengan kondisi bangunan yang rendah.

"Adanya bangunan jembatan yang kurang tinggi, otomatis akan mengakibatkan tersumbatnya sampah, sehingga sampah-sampah tersebut berakibat kepada kelancaran air yang menuju ke laut"  Ujarnya.

Menurut Dedi, upaya pihaknya sementara ini menurunkan alat berat (Beko) untuk mengadakan pengerukan mengangkat lumpur dan sampah, dan  hal itu sudah mulai dilaksanakan di lokasi tersebut. 

Dia juga berharap, dengan kondisi seperti itu sebaiknya kepada pemerintah terkait dengan anggaran aspirasi DPRD, untuk pembangunan jembatan dialihkan ke yang lain saja. Karena yang dia ketahui, banyaknya jembatan di sepanjang saluran irigasi tersebut berasal dari aspirasi anggota DPRD.

"Kalaupun memang sangat di butuhkan masyarakat, pihaknya mengharapkan dari DPRD sendiri untuk dapat berkoordinasi dan meminta petunjuk terkait lokasi termasuk dalam hal  pembangunannya"   tegas Dedi.

Lebih lanjut, Dedi menjelaskan, dari banyaknya jembatan yang dibangun, akan menyulitkan pihak PJT II untuk mengerjakan pengerukan dan pemeliharaan saluran. Karena alat berat untuk membuang dan manuvernya kendaran alat berat merasa kesulitan, terlebih jembatan yang ada semuanya berdekatan. 

"Bahkan, pembangunan jembatannya terlalu rapat. Kami menghimbau, bagi jembatan yang rusak dan terlebih posisi  bangunan jembatannya yang rendah harus diperbaiki, agar sampah tidak menyangkut di jembatan, yang akan menyebabkan terhambatnya aliran air irigasi"  imbuhnya.

Namun, saat dipertanyakan terkait jarak antar jembatan, Dedi mengatakan, bahwa idealnya jarak antara jembatan satu dengan jembatan lainnya, jangan terlalu rapat. Minimal jaraknya 500 meter sampai 1000 meter. Agar pihak nya dapat leluasa untuk pemeliharaan dan melakukan pengerukan. 

"Idealnya jarak dari jembatan satu ke jembatan yang berikutnya adalah 500 meter hingga 1000 meter. Supaya alat berat juga dapat manuvernya dan tidak mesti turun naik"  Pungkasnya. (Ito S)