= Aksi Nyata Relawan Gotong Royong, Lakukan Pembersihan Kali Cikarang Bekasi - Nuansa Metro

Aksi Nyata Relawan Gotong Royong, Lakukan Pembersihan Kali Cikarang Bekasi


Foto : Pelaksanaan normalisasi kali Cikarang BSH selama 65 hari, dan telah merampungkan di sepanjang 25 kilometer oleh relawan gotong royong.

www.nuansametro.co.id - Bekasi
Menumpuknya sampah serta tingginya permukaan lumpur di aliran kali Cikarang atau tepatnya di saluran Bendungan Srengseng Hilir (BSH) yang terbentang memisahkan dua Desa dari Dua Kecamatan, di Kabupaten Bekasi, membuat kelompok gotong royong petani, warga serta Pemerintah Desa setempat melakukan pengangkatan sampah dan lumpur secara swadaya.

Lokasi bantaran kali yang menjadi pusat titik kegiatan tersebut di Kampung Kobak Baya, Desa Sukamanah, Kecamatan Sukatani yang berbatasan dengan Kampung Blokang, Desa Karangsentosa, Kecamatan Karangbahagia

Sejumlah relawan penggerak gotong royong petani, warga, dan staf dua desa tersebut mengangkat sampah dan lumpur, agar aliran kali bisa lancar.

Menurut Jejen, Ketua kelompok penggerak gotong royong petani di 23 kecamatan, mengatakan pihaknya telah bergotong royong melakukan normalisasi kali Cikarang BSH selama 65 hari, dan telah merampungkan di sepanjang 25 kilometer.

“Sebenarnya kegiatan kami ini sudah kami lakukan selama 65 hari hingga sekarang, dan sudah 25 km kita normalisasi, sisanya ada 9 km lagi sampai ke daerah hilir di Kecamatan Muara Gembong” jelasnya, Sabtu (20/11/2021).

Jejen mengaku, semua kegiatan tersebut dilakukan secara sukarela oleh para petani di wilayah utara Kabupaten Bekasi yang kerap terdampak kekeringan akibat adanya penumpukan sampah, dan pendangkalan saluran kali Cikarang BSH.

“Permasalahan ini klasik, sebenarnya, warga disini (bantaran kali) selalu terkena banjir kalau debit air tinggi, sementara kami para petani di wilayah hilir selalu merasakan kesulitan dalam mendapatkan air untuk mengairi persawahan kami” lanjut Jejen.

Bahkan selama 51 hari PJT Kabupaten Bekasi menanggung biaya operasional excavator tersebut, dengan keterbatasan anggaran dihari ke 65 PJT Kabupaten Bekasi hanya meminjamkan alatnya aja, sedangkan biaya operasionalnya di bebankan ke pemohon, kegiatan ini dibantu anggaran dari dinas DLH kabupaten Bekasi karena ada pengangkatan sampah, dan dari pihak lain yang tidak mengikat.

"Adapun untuk mencapai finis, kami sudah menyarankan kepada Dinas PSDA kabupaten Bekasi agar meminjamkan satu unit excavator jenis ampibi ukuran besar, agar normalisasi bisa selesai dalam waktu 30 hari kedepan,mengingat masih ada sisa 9 kilometer lagi 23 Desa dan 8 kecamatan"  jelasnya.

Ia berharap, pemerintah melalui dinas terkaitnya agar bisa memberikan solusi atas keluhan masyarakat tersebut. Menurutnya, selain penanganan yang lamban, kata Jejen juga disebabkan pelimpahan kewenangan antara instansi yang memiliki tanggung jawab dalam perawatan dan pencegahannya terhambat.

Foto : Jejen, Ketua kelompok penggerak gotong royong petani di 23 kecamatan.

"Kalau pemerintah melibatkan kami masyarakat, maka kami siap. Dari mulai perawatan tanggul, sampai penanganan sampahnya saya yakin masalah ini bisa diselesaikan, yang terutama sediakan kami peralatannya” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Karangsentosa, Karta Wijaya mengapresiasi langkah inisiasi yang dilakukan kelompok gotong royong petani tersebut. Pasalnya, diwilayahnya itu kerap menjadi langganan banjir setiap debit air aliran Kali Cikarang BSH meningkat terlebih saat musim penghujan.

"Kami mendukung kegiatan ini, maka saya bersama warga hari ini ikut turun. Karna memang wilayah kami ini kalau hujan turun itu sudah pasti menggenang permukiman warga, selain itu juga akses jalan utama Cikarang Sukatani itu selalu tergenang air” ungkapnya.

Kata Karta, di bantaran kali yang masuk dalam wilayahnya tercatat ada sekitar 250 kepala keluarga yang kerap terdampak dari luapan kali Cikarang BSH tersebut. Selain itu juga, genangan air merusak infrastruktur jalan utama yang menghubungkan Cikarang dengan Sukatani.

“Kami sebagai pemerintah desa sudah sering melakukan upaya penanganan maslah ini, kami berharap pemerintah daerah bisa segera memberikan solusi” ungkapnya.

Saat ini, aliran kali Cikarang BSH sepanjang 3 kilometer yang ada di Desa Sukamanah dan Desa Karangsentosa telah bersih, dan dibuat tanggul setinggi hampir 1 meter dari sisa lumpur dan tanah yang di ambil dari dasar kali Cikarang. ( Asep Supriatna)