www.nuansametro.co.id - Telukjambe
Aksi penghadangan dan penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok orang tidak dikenal terhadap masyarakat dan lembaga Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang beberapa hari lalu.
Penyerangan tersebut mengakibatkan beberapa orang terluka akibat penabrakan sengaja dengan menggunakan kendaraan roda 4, lemparan batu dan sabetan senjata tajam.
Sehingga harus ada beberapa orang warga Desa Sukaluyu yang harus dilarikan ke rumah sakit, bahkan satu diantaranya yang mengalami luka parah akibat sabetan senjata tajam, sampai saat ini masih dilakukan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, karena mengalami luka yang sangat parah.
Setelah sekian banyak pihak yang mengecam tindakan brutal tersebut, kali ini giliran Wakil Ketua Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Kabupaten Karawang, Haerani, angkat bicara.
Haerani mengecam keras tindakan kriminal yang dilakukan oleh puluhan orang tak dikenal itu. Disisi lain, dirinya juga mengapresiasi Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) bersama Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Karawang, yang telah bertindak cepat melakukan penyelidikan serta penangkapan terhadap beberapa terduga pelaku penyerangan.
"Hanya dalam waktu 2 kali 24 jam, Sat Reskrim Polres Karawang langsung dapat menciduk 6 orang dari sekian puluh terduga pelaku. Tentunya ini merupakan suatu prestasi luar biasa aparat Kepolisian dalam menindak suatu tindak kriminalitas yang membuat ketidak kondusifan di wilayah hukum Polres Karawang," Ungkap Haerani, Kamis (7/10).
Sebagai bagian dari perangkat Desa, dirinya merasa sangat prihatin atas kejadian itu. Karena selama ini dirinya pun merupakan Kepala Dusun (Kadus), dimana di wilayah Dusun nya memiliki beberapa perusahaan atau pabrik yang berada dikawasan industri. Tetapi sangat ironis, untuk mendapat kesempatan dalam hal tenaga kerja dan peluang usaha sangat minim.
"Jadi sangat lah wajar, ketika masyarakat dan lembaga Desa tetangga kami, yaitu Desa Sukaluyu menggunakan haknya untuk mengemukakan pendapat dimuka umum terhadap perusahaan, yang memiliki potensi usaha yang dapat dikerjasamakan dengan lingkungan. Ya ketika upaya persuasif berupa penawaran kerja sama melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) tidak mendapat respon, wajar masyarakat melakukan aksi unjuk rasa," tegasnya.
Namun Haerani pun sangat menyayangkan, pada saat masyarakat hendak menggunakan haknya untuk menyampaikan pendapat dimuka umum, malah dihadang secara brutal, sampai aksinya tidak sempat terlaksana, karena harus mengurus korban - korban yang menderita luka.
"Agar dapat menjadi efek jera untuk para pelaku dan bagi pihak lainnya yang diduga sebagai dalang atau otaknya. Supaya kejadian serupa tidak terulang kembali dikemudian hari. Karena peristiwa kemarin, selain melukai fisik dan merusak beberapa unit kendaraan, juga sudah melukai hati masyarakat Desa. Kami secara kelembagaan PPDI mengutuk atas perbuatan para terduga pelaku," imbuhnya.
Haerani pun berharap, pihak Kepolisian dapat mengusut siapa dalang dari peristiwa tersebut. Masalahnya, tidak mungkin para terduga pelaku yang 6 orang tersebut bertindak tanpa ada yang menggerakkan. Apa lagi masyarakat menemukan beberapa petunjuk berupa kendaraan roda empat yang dipergunakan oleh para terduga pelaku dilokasi kejadian.
"Saya yakin kawan - kawan penyidik memiliki kredibilitas tinggi untuk dapat mengusut sampai tuntas perkara ini. Untuk itu, PPDI mempercayakan sepenuhnya kepada Polres Karawang, dan akan mengawal prosesnya. Karena ketika terdapat senjata tajam dalam menjalankan aksinya, patut diduga adanya niat untuk menghilangkan nyawa seseorang, bahkan saat itu banyak orang yang mau melakukan aksi damai itu," Pungkasnya. (Ndri/NP)