= Pantas, Karawang Masuk 5 Besar Kemiskinan Ekstrem, Ternyata Masih Banyak Rumah Warga Miskin Yang Nyaris Roboh - Nuansa Metro

Pantas, Karawang Masuk 5 Besar Kemiskinan Ekstrem, Ternyata Masih Banyak Rumah Warga Miskin Yang Nyaris Roboh



Foto : Nisin bersama istri, anak dan menantu.

www.nuansametro.co.id - Karawang Pantas saja Kabupaten Karawang masuk dalam 5 besar Kabupaten dengan kemiskinan ekstrem. Pasalnya masih banyak keluarga yang miskin dan memiliki tempat tinggal yang tidak layak huni, terkesan dibiarkan tanpa tersentuh oleh tangan pemerintah daerah Karawang.

Disisi lain, pejabat tinggi di kabupaten Karawang, seolah senang dengan memperlihatkan kendaraan mobil dinas yang mentereng dengan harga fantastis. Padahal, sebagian masyarakat Karawang di pedesaan sedang menangisi nasibnya, karena memiliki tempat tinggal yang sudah lapuk, sewaktu-waktu akan roboh.

Salah satu contoh dari sekian banyak warga yang tempat tinggalnya sudah sangat memprihatinkan, adalah keluarga Nisin (67) dan istrinya Sukarsih (54).

Nisin dan Sukarsih bertempat tinggal di dusun Kerajan II, RT 04 RW 02 desa Telukambulu, Kecamatan Batujaya, Karawang. Dirumahnya yang hampir roboh itu, dihuni Oleh 6 0rang termasuk menantunya.

Nisin yang usahanya sebagai pedagang keliling menjajakan jagung urab. Kalau lagi beruntung, kadang dagangannya habis, kadang pulang Kerumah dagangannya masih banyak.

Dia pun sudah tidak berdaya untuk membangun rumah, yang tentunya akan memakan biaya yang tidak sedikit. Sedangkan, menantunya yang sebagai pemulung, tak seberapa pula penghasilannya. Kadangkala, untuk kebutuhan makan sehari-harinya saja tidak didapatkannya. Kamis (07/10/2021)

Nisin dan Sukarsih, saat dikonfirmasi media ini, menyampaikan bahwa mereka sangat mengharapkan adanya bantuan pembangunan rumah layak huni dari program pemerintah. 

Saat, media ini dipersilahkan untuk melihat-lihat kondisi di dalam rumahnya, sungguh sangat miris, rumah yang bangunannya nyaris rubuh itu di huni oleh banyak orang. 

"Keadaan kami yang tidak mampu ini, sangat berharap adanya bantuan pembangunan dari program rumah layak huni, yang biayanya dari pemerintah itu loh pak"  ucap Nisin yang diamini istrinya.

Lebih lanjut, Nisin mengungkapkan,  untuk makan Kelurganya pun, dirinya sangat kesulitan. Kesehariannya Nisin menjual jagung urab dengan modal awal Rp 100.000. Kalau dagangannya habis terjual, dia memperoleh Hasil penjualan sebesar Rp 130.000. Keuntungan sebesar Rp 30.000 itulah untuk biaya makan sekeluarga berjumlah 6 orang.

"Bila dagangannya tak habis, tentunya saya mengalami kerugian. Bahkan sisa jualan jagung urab yang tak habis, banyak kebuang karena basi" tuturnya.

Sukarsih juga menyampaikan, betapa susahnya mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari, sangat lah ia rasakan. Entah usaha apalagi yang akan mereka jalani kedepannya. 

"Jangankan memperbaiki rumah, untuk makan pun susah. Menantu juga masih tinggal serumah dengan kami. Usahanya sebagai pemulung hasilnya malahan lebih parah, kadang dapat kadang tidak. Kami sangat berharap ada bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki rumah kami, yang hampir roboh, serta ada bantuan modal untuk usaha", harapnya (Abdul R)