= Miris, di Masa Pandemi Covid-19, Untuk Bangun WC dan Tempat Parkir Kendaraan Guru, SMPN 1 Tempuran Tarik Iuran Kepada Siswa - Nuansa Metro

Miris, di Masa Pandemi Covid-19, Untuk Bangun WC dan Tempat Parkir Kendaraan Guru, SMPN 1 Tempuran Tarik Iuran Kepada Siswa


Foto : Gedung SMPN 1 Tempuran, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

www.nuansametro.co.id - Tempuran
Pendaftaran peserta didik di sekolah negeri telah selesai beberapa waktu lalu, tahun pelajaran baru pun sudah berjalan walaupun masih melalui sistem belajar daring. Namun, bukan berarti biaya pendidikan benar-benar gratis di Kabupaten Karawang ini. Karena, masih ada sumbangan maupun iuran yang harus dibayarkan orang tua siswa.

Bahkan, salah satu penggunaannya dialokasikan untuk membangun WC dan tempat parkir kendaraan bagi para guru, padahal pembangunan fasilitas sekolah telah ditanggung oleh Pemkab Karawang maupun dana dari Pemprov Jabar maupun pemerintah pusat melalui DAK. Seperti yang terjadi di SMPN 1 Tempuran Karawang ini.

Di tahun ajaran baru 2021/2022, siswa dari kelas 7 hingga kelas 9 SMPN 1 Tempuran, diduga harus menanggung beban iuran, sesuai yang sudah tertera dalam formulir pernyataan yang diduga telah disediakan oleh pihak sekolah. 

Menurut orang tua murid yang berhasil diwawancarai oleh nuansametro.co.id membenarkan, bahwa dirinya diundang rapat oleh pihak sekolah untuk membahas perihal sumbangan untuk pembangunan di sekolah. 

"Memang para orang tua murid termasuk saya, diundang untuk rapat bersama pihak sekolah dan komite sekolah, tentang sumbangan untuk pembangunan toilet dan lainnya" ungkapnya.

Lebih jauh dia mengungkapkan, bahwa pihak sekolah menyodorkan kertas pernyataan juga, yang sudah tertera nilai sumbangannya, diantaranya, A. Rp. 250.000, B. Rp. 300.000, C. Rp. 350.000 dan D. Rp.....(?).

Foto : Kepala SMPN 1 Tempuran Karawang, Kurnaedi, M.Pd.

Saat dikonfirmasi nuansametro.co.id, Kepala SMPN 1 Tempuran Karawang, Kurnaedi, M.Pd.,awalnya tidak bersedia untuk di wawancarai, sebelum ada ijin dari Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Karawang, H. Asep Junaedi.

"Saya tidak bersedia diwawancarai, sebelum anda ada ijin dari Kadisdikpora Karawang untuk mewawancarai saya. Karena ini sudah perintah" ujarnya.

Dengan rasa heran bercampur geli, akhirnya nuansametro.co.id menelpon terlebih dahulu kepada  Kadisdikpora Karawang, H. Asep Junaedi didepan Kurnaedi. Yang waktu itu kebetulan, ketika ditelpon, Kadisdikpora sedang mendampingi Wakil Bupati Karawang untuk satu acara.

"Lanjut aja, bilangin sudah ijin Disdik" ucap Kadisdikpora melalui pasilitas WhatsApp.

Ternyata, Kurnaedi, membenarkan dana yang akan diminta dari para siswa SMPN 1 Tempuran itu digunakan untuk pembangunan di sekolah, diantaranya untuk membangun WC dan tempat parkir kendaraan bagi para guru.

“Memang benar, kami meminta sumbangan terhadap orang tua siswa. Itu kan diantaranya untuk pembangunan WC dan tempat parkir kendaraan bagi para guru di sekolah ini, kasihan para guru tidak memiliki tempat parkir"  ujar Kurnaedi, Senin (20/9/2021).

Kurnaedi pun tidak membantah pihaknya telah menyodorkan kertas formulir pernyataan untuk sumbangan kepada para orang tua murid. 

"Betul, kami menyodorkan kertas formulir pernyataan perihal nilai sumbangan kepada para orang tua siswa. Itu pun sudah berdasar kesepakatan orang tua siswa bersama komite,” terangnya.

Dirinya mengatakan, alasan pihaknya membangun WC tersebut karena selama ini masih kekurangan dan sudah pada rusak, sehingga perlu penambahan agar jumlahnya memadai dengan jumlah siswa yang ada.

“Intinya, ini sebagai upaya solusi mengatasi minimnya WC. Kalau mau menunggu dana APBD atau APBN, sampai kapan semua itu bisa dibangun. Apalagi sekolah ini lama tidak dipergunakan, seiring adanya pandemi Covid-19 ini” ujarnya.

Kata Kurnaedi, pihak sekolah juga memberikan kesempatan kepada orang tua siswa untuk mencicilnya, berapa kali pun tidak masalah. Jika ada orang tua siswa yang tidak mampu.

Ditempat terpisah, Ketua DPD Jaringan Pengawas Kebijakan Pemerintah (J.P.K.P) Karawang, Bambang Sugeng, SE, menanggapi adanya dugaan pungutan yang terjadi di SMPN 1 Tempuran Karawang. 

Pihaknya sangat menyayangkan, disaat masyarakat Karawang sedang susah dalam urusan perekonomian. Pihak SMPN 1 Tempuran diduga dengan teganya memungut dana sumbangan, dengan alasan untuk pembangunan WC dan tempat parkir kendaraan bagi para guru di sekolah tersebut.

"Miris banget, dalam kondisi masyarakat lagi kesulitan uang. Masih saja ada sekolah yang tega meminta sumbangan kepada orang tua murid. Padahal sekolah belum tatap muka. Apalagi di daerah Tempuran, mungkin masih banyak warga yang perekonomiannya belum stabil disaat pandemi covid-19 ini"  Sindir Bambang.

Bambang juga berharap, seharusnya pihak Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Karawang, memberikan himbauan atau teguran bilamana ada pihak sekolah, yang melakukan pungutan dengan dalih sudah dirapatkan antara orang tua siswa dengan komite sekolah. 

"Punya perasaan sedikit lah, ini masih pandemi covid-19, ketika masyarakat kita masih terpuruk akan ekonominya. Pihak Disdikpora Karawang juga jangan diam, hingga terkesan, seolah-olah ikut mengamini atas adanya pungutan tersebut. Kasihan lah terhadap orang tua siswa. Harusnya pihak sekolah punya rasa empati disaat pandemi Covid seperti ini"  tegas Bambang. (Red)