www.nuansametro.co.id-Karawang Wacana adanya proyek pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Jayamakmur Kecamatan Jayakerta Kabupaten Karawang, menuai pro dan kontra di tengah masyarakat Jayakerta.
Salah satunya penolakan muncul dari Ketua Gerakan Masyarakat Kemiri, Nurdiansah Teguh.
Teguh meminta kepada pemerintah Kecamatan Jayakerta untuk meninjau kembali soal pembangunan TPST, walaupun sampah tersebut akan diolah menjadi sampah yang akan medatangkan rupiah
"Saya minta kepada pemerintah Kecamatan Jayakerta, untuk meninjau kembali dengan adanya rencana proyek pembangunan TPST di Kecamatan Jayakerta. jelas saya pribadi, yang merupakan asli masyarakat Kemiri sangat menolak walau pun itu pembangunan tersebut di Jayamakmur. Karena masyarakat desa Kemiri menolak keras, di karenakan pembangunan itu akan menimbulkan bau yang tidak sedap" ucap Teguh, Sabtu (28/8/2021).
Menurutnya, hal itu selain menimbulkan bau, akan mengumpulkan hama ke pesawahan. Seharusnya pihak kecamatan memikirkan situasi dan kondisinya.
"Di wilayah Kecamatan Jayakerta ini kan banyak pesawahan, kami selaku warga Kemiri akan menolak" tegasnya.
Teguh pun menegaskan, soal pembangunan pembuangan dan pengolahan sampah, perlu adanya kajian kembali dampak yang akan ditimbulkan jika jadi dilaksanakan, karena, selain mendatangkan hama tikus yang akan menyarang di tumpukan sampah yang tentunya akan mengancam tanaman padi milik petani.
"Seharusnya pikirkan dampak yang akan ditimbulkan dari adanya TPST, pertama sudah jelas akan menimbulkan bau dari tumpukan sampah kepada masyarakat terdekat. Kedua, akan timbul hama tikus, yang terakhir air dari resapan sampah jelas akan mencemari air yang mengalir ke persawahan sekitar", jelasnya
Ditegaskan Nurdiansyah Teguh, jika rencana proyek pembangunan TPST tetap dilanjutkan ia bersama masyarakat Kemiri yang dipimpinnya dan akan tetap melakukan penolakan. (abdul.r)