= Bantuan BPNT Dari Kemensos RI, Dipertanyakan Warga Rengasdengklok - Nuansa Metro

Bantuan BPNT Dari Kemensos RI, Dipertanyakan Warga Rengasdengklok


Foto : Kartu Keluarga Sejahtera

www.nuansametro.co.id - Karawang
Sejumlah warga Kecamatan Rengasdengklok akhir-akhir ini mempertanyakan perihal bantuan yang disalurkan oleh Kemensos RI, berupa program BPNT (bantuan pangan non tunai), yang selama ini bantuan tersebut di salurkan melalui Bank BNI yang di imigarasikan ke Bank BTN. 

Namun data penerima bantuan tersebut dari BNI ke BTN tidak semua terakomodir, bahkan para pihak terkait dengan persoalan tersebut, belum ada kejelasan yang resmi. Hal tersebut dikatakan Saepudin Operator PSM SIKS (sistem informasi kesejahteraan sosial) yang didampingi Rosmawati TKSK Kecamatan Rengasdengklok, saat dikonfirmasi nuansametro.co.id, Selasa (31/08/21) dikediamannya. 

Menurut Saepudin, dari sekecamatan Rengasdengklok, data pemegang kartu Keluarga sejahtera yang di salurkan oleh Bank BNI sebanyak 7768 kartu. Namun setelah adanya bantuan program tersebut dialihkan ke Bank BTN, data tersebut tidak semua terakomodir. 

Kartu yang gagal imigrasi dan saldonya nol mencapai 1300 lebih. Termasuk yang masih eror, ada kartunya dari BTN saldonya masih kosong mencapai 600 kartu dan sisanya yang tidak mendapatkan serta belum terakomodir, yang kartunya belum ada di BTN mencapai 700 kartu. 

Foto : Saepudin Operator PSM SIKS (sistem informasi kesejahteraan sosial).

Tentunya hal Ini menjadi pertanyaan bagi warga, pasalnya sampai saat ini semenjak di imigrasikan dari BNI ke BTN belum ada kejelasan yang resmi dari pihak terkait. Penyebabnya dari semua itu belum jelas, jangan sampai program bantuan ini tidak jelas juntrungannya, hingga warga terus berdatangan mempertanyakan terkait bantuan tersebut Ke pihak Bank yang menjadi rujukan.

"Kami berharap, kepada pihak terkait dengan persoalan ini, agar segera memberikan kejelasan dan secepatnya sosialisasikan kepada masyarakat secara resmi. Jangan sampai warga hanya memegang kartu Keluarga Sejahtera saja, namun tanpa ada kejelasan, hingga membuat masyarakat menunggu yang tidak pasti" Tegas Saepudin.  (ito)