= Ketua Yayasan Putra Karawang, Mahar Kurnia : "Pemkab Karawang Mendapat Penghargaan Kota Layak Anak, Dasarnya Apa?" - Nuansa Metro

Ketua Yayasan Putra Karawang, Mahar Kurnia : "Pemkab Karawang Mendapat Penghargaan Kota Layak Anak, Dasarnya Apa?"


Foto : Ketua Yayasan Putra Karawang, Mahar Kurnia saat bersama pengurus Yayasan dan anak-anak yatim piatu.

www.nuansametro.co.id - Karawang
Pemerintah Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, kembali meraih penghargaan sebagai Kabupaten Layak Anak tingkat Madya tahun 2021. Padahal tahun sebelumnya Kabupaten Karawang ada diperingkat Pratama. 

Raihan penghargaan ini kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), merupakan upaya keras dari semua pihak dalam menciptakan Karawang sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA).

Namun perolehan penghargaan KLA itu mendapat sindiran dari Ketua Yayasan Putra Karawang, Mahar Kurnia. Ia mempertanyakan, pemerintah daerah kabupaten  Karawang menerima penghargaan sebagai Kota Layak Anak, dasarnya dari mana.

Menurut Mahar, dirinya yang konsen mengurus kegiatan sosial bahkan puluhan tahun mengurusi anak-anak yatim piatu dan dhuafa itu, menilai Karawang mendapatkan penghargaan itu seperti pepatah Lama, jauh api dari panggang.

Kita sikapi realita dilapangan saja, indikator-indikator penghargaan itu harus di sesuaikan dengan fakta lapangan. Jangan sampai penghargaan itu mengalir dan cuma berderet dimeja, seola-olah terkesan pernah dan sudah pernah prestasi. ini penting disoroti, agar tak ada kebohongan sejarah"  ungkap Mahar, yang didampingi beberapa pengurus yayasan.

Lebih jauh Mahar mengungkapkan, bahwa dirinya juga belum membaca indikator apa yang membuat Karawang mendapatkan penghargaan tersebut.
 Dirinya melihat, persoalan anak di Karawang belum tersentuh program dan perhatian khusus. Seperti banyaknya pengamen anak dijalan, minimnya arena bermain anak dan kasus kekerasan yang ditangani polres kemarin di Cinangoh, bukti nyata bahwa anak-anak kita butuh perhatian dan perlindungan.

Belum lagi, membendung arus  modernisasi, melalui handphone dan belajar daring. Mereka kumpul tanpa masker dan berkumpul hanya untuk maen hp bareng.

"Dapat penghargaan dari siapapun, silahkan saja. Cuma setiap diri dan perbuatan ada pertanggung jawaban dihadapan Tuhan, sesuai tidak dengan fakta di lapangan"  ucapnya. 

Kata Mahar, selama masa PPKM, dirinya terus berkeliling menebar bantuan sembako di titik-titik terdampak ekonomi akibat pandemi covid-19. Karena warga Karawang sangat berharap bantuan yang nyata untuk bisa bertahan hidup.

Mahar pun mengingatkan, Pemkab jangan hanya mengejar penghargaan sebagai kepuasan dan prestasi, sementara kenyataan jauh dari fakta. 

Seperti ketersediaan zebra cross sebagai penyebrangan jalan, trotoar jalan yang tergerus kaki lima, arena bermain anak, museum, perpustakaan bacaan bagi anak dan lain sebagainya.

"Yang menjadi kebutuhan utama gizi anak akibat pandemi, belum terlihat langkah serius dari pemkab. Belum lagi monitoring kegiatan belajar anak, dan dampak negatif akibat tekhnologi. Hal gampang, coba tanya masyarakat umum, masih banyak atau tidak anak-anak yang jadi pengamen jalanan, penjual tisu dan dorong-dorong gerobak di pusat kota yang mencolok mata. Jangan sampai penghargaan itu menjadi kebohongan publik, tanpa didasari fakta yang benar dan hanya bersifat ceremoni"  tegas Mahar. (Jajat Sudrajat)