= Usai Di Lantik, Kades Medan Karya Buka Puasa Bersama Warga Dan Tokoh Masyarakat - Nuansa Metro

Usai Di Lantik, Kades Medan Karya Buka Puasa Bersama Warga Dan Tokoh Masyarakat


Saat buka bersama Kades Medan Karya bersama warga dan para tokoh masyarakat dan tokoh agama.

www.nuansametro.com- Tirtajaya
Kepala Desa Medan Karya Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang, Nurali yang baru di lantik Bupati Karawang pada Jumat (23/4/2021), menggelar acara buka puasa bersama warga dan para tokoh masyarakat desa Medan Karya. Tujuan menggelar acara tersebut untuk menjalin silaturahmi dengan warga dan tokoh masyarakat yang selama berjalan nya pemilihan kepala desa sempat terkotak-kotak karena beda pilihan.

"Alhamdulillah kita sudah melewati tahapan- tahapan, dari pendaptaran  kemudian pemilihan tanggal 21 Maret disambung ke acara pelantikan pada Jum,at tanggal 23 Maret berjalan aman dan kondusif. Hari ini kita panjatkan syukur puja dan puji ke pada AlloH SWT, bahwasanya sampai hari ini kita berada dalam lindungannya, Aamiin"  ucap Nurali, Sabtu (24/4/2021).

Menurut Nurali, kita harus menjaga tali silahturahim jangan ada lagi perbedaan- perbedaan. Kita adalah warga Desa Medan Karya tidak ada si A dan si B. 

"Mari kita bersama-sama menjaga tali silaturahim, tolong bantu saya dalam mewujudkan Desa kita yang lebih maju lagi kedepannya" Pungkasnya.

Ditempat yang sama, tokoh masyarakat Desa Medan Karya, Umar mengatakan makna buka puasa bersama setelah Pilkades, artinya sudah tidak ada nomor satu nomor dua lagi, yang ada nomor 3 yaitu persatuan dan kesatuan semua sama, kita bangun Desa kita  kearah yang lebih baik dan maju kedepannya.

"Harapan Kami, kedepan Desa Medan Karya Kecamatan Tirtajaya Kabupaten Karawang dalam pelaksanaan dan pelayanan ke masyarakat lebih baik lagi, serta bersama warga bahu membahu memujudkan Desa Medan karya yang lebih baik, seperti  pertumbuhan ekonomi serta dibidang lainnya"  ucap Umar.

Duakhir acara, tokoh Agama ustadz Saefudin pun menuturkan makna sebuah puasa, shiyam atau shoum. Secara etimologi berarti menahan dari segala hal, untuk kebaikan atau kejelekan. Sementara dalam terminologi Fikih, puasa bermakna menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, dari mulai terbitnya fajar shidiq sampai terbenamnya matahari dengan cara yang telah ditentukan.  (Agus HS)

.